Senin, 01 April 2013

berbagai pengertian dalam ekonomi makro

TUGAS
EKONOMIKA 2
BERBAGAI PENGERTIAN DALAM EKONOMI MAKRO
Nama Kelompok:
1.) Diana Andriani      (58212128)
2.) Dita Mulyasari      (52212223)
3.) Fani Mardila         (52212747)
4.) Kiki Febriana        (54212103)
5.) Ovita Risqi N         (55212616)
6.) Tustiya Rahmah    (57212497)
7.) Vira Arifia             (57212604)
Kelompok 6
Kelas   : 1DF01
Dosen  : Ririn Yulianti
UNIVERSITAS GUNADARMA
                                                                                                                        ATA 2012-2013
Penawaran Dan Permintaan Agregat
1. Penawaran Agregat (AS).
Penawaran agregat (AS) adalah jumlah output yang akan diproduksi dan dijual oleh kalangan bisnis pada harga yang berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-biaya tertentu.Perusahaan-perusahaan berkeinginan berproduksi pada tingkat output potensial.  Namun, pada tingkat harga pengeluaran rendah, produsen akan menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih kecil dari tingkat output potensial. Sebaliknya, pada tingkat harga dan pengeluaran tinggi, produsen akan menghasilkan barang dan jasa lebih besar dari output potensialnya untuk sementara.Penawaran agregat ditentukan oleh jumlah input atau faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan teknologi.
2.  Permintaan Agregat (AD).
Permintaan agregat(AD) adalah jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen rumah tangga, perusahaan dan pemerintah, pada tingkat harga tertentu, jumlah pendapatan tertentu, serta variabel-variabel tertentu lainnya.Unsur-unsur yang mendorong permintaan agregat antara lain: tingkat harga, jumlah pendapatan masyarakat, perkiraan situasi yang akan datang, sistem perpajakan, jumlah pengeluaran pemerintah dan sebagainya.
Teori Klasik atau Dasar Filsafat Kaum Klasik
·Teori klasik menganggap sistem ekonomi liberal sangat ampuh.
·Ideologi dalam teori klasik sangat percaya pada sistem laissez faire atau sistem dimana setiap orang benar-benar bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apapun (sebatas sesuai hukum yang berlaku) dan dapat mencapai kesejahteraan masyarakat secara automatis.
·Sistem bebas menganggap perlunya sesedikit mungkin peran/campur tangan pemerintah.
·Tanpa campur tangan pemerintah, kaum klasik dapat mencapai: 1) tingkat kegiatan ekonomi yang optimal (full employment level of activity), 2) pengalokasian sumber daya alam dan produksi kedalam kegiatan ekonomi yang efisien.
·Campur tangan yang boleh dilakukan pemerintah adalah di bidang: hukum, pertahanan, dan pendidikan. Di bidang ekonomi makro tidak perlu campur tangan pemerintah, karena apabila ditangani oleh swasta lebih efisien.
Dalam ekonomi Klasik memiliki pemahaman–pemahaman tersendiri mengenai bentuk–bentuk pasar mulai dari Pasar Barang, Pasar Tenaga Kerja, Pasar Uang, dan Pasar Luar Negeri.
·Pasar Barang
Seperti dinyatakan di muka, di pasar barang bertemu penawaran agregat dengan permintaan agregat Menurut kaum Klasik di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau kelebihan produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih ( clearing market) atau pasar dalam kondisi ekuilibrium. Jika pada suatu waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis mendorong kembali perekonomian tersebut pada kondisi di mana tingkat produksi total masyarakat ( penawaran agregat) akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full employment level of activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum Klasik bahwa di dunia nyata ini :
1.      Berlaku hukum Say ( Say’s Law) yang mengatakan bahwa “ setiap barang yang diproduksikan selalu ada yang membutuhkannya” ( “ supply creates its own demand”).
2.      Harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu bisa dengan mudah berubah ( naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara permintaan dan penawaran.
Logika hukum Say tersebut adalah sebagai berikut : Setiap proses produksi barang-barang atau jasa-jasa mempunyai dua akibat : (1) menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa sebagai hasil produksi, dan (2 ) memberikan penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi tersebut, yang jumlahnya senilai dengan nilai hasil produksi tersebut. Dengan demikian di dalam masyarakat selalu terdapat cukup penghasilan ( berarti daya beli , juga permintaan) untuk dibelanjakan pada hasil-hasil produksi. Kekurangan produksi akan suatu barang tertentu masih bisa terjadi, tetapi secara agregat ( total /keseluruhan) permintaan masyarakat akan hasil-hasil produksi selalu ada. Ini berarti bahwa secara umum tidak mungkin akan terjadi kelebihan produksi di dalam masyarakat. Apabila seandainya pada suatu waktu barang tertentu yang telah diproduksi tidak bisa terjual ( kelebihan produksi) maka melalui mekanisme harga ( harga bersifat fleksibel) harga barang tersebut akan turun, selanjutnya akan mengakibatkan barang tersebut lebih banyak diminta oleh konsumen ( sesuai hukum permintaan) sampai kelebihan barang tersebut habis terjual. Pada akhirnya perekonomian akan kembali pada posisi kseimbangan ( full employment). Demikian pula sebaliknya jika terjadi kekurangan produksi, melalui mekanisme harga, harga barang akan naik, selanjutnya harga naik akan mengakibatkan produksi meningkat sampai terpenuhinya permintaan, sehingga terjadi keseimbangan. Suatu perekonomian di luar posisi keseimbangan ini selalu hanya dalam keadaan sementara saja.
Ditinjau dari segi kebijakan ekonomi, berarti bahwa pemerintah tidak perlu melakukan campur tangan atau intervensi apapun. Kalau terjadi resesi atau depresi (GDP menurun dan terjadi pengangguran) kita cukup menunggu saja sampai perekonomian tersebut melakukan proses penyesuaian, dan keadaan keseimbangan pasti akan kembali terjadi. Dalam hal ini pemerintah bisa mempercepat proses penyesuaian dengan cara membuat sedemikian rupa sehingga harga-harga dapat turun- naik dengan fleksibel. Secara grafis posisi keseimbangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ( Gb.2.1) Apabila terjadi excess supply, produsen akan menawarkan produknya dengan harga yang lebih murah agar produknya dapat terjual. Produsen akan menurunkan harga jualnya sampai pada harga keseimbangan. Demikian pula sebaliknya, jika terjadi excess demand, konsumen berani membeli produk dengan harga yang lebih tinggi.Mereka berani terus meningkatkan harga belinya sampai kebutuhannya terpenuhi, yaitu pada saat harga keseimbangan tercapai.
·Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja tidak berbeda dengan pasar barang dan jasa. Bila harga (upah) dari tenaga kerja fleksibel maka permintaan dan penawaran tenaga kerja akan selalu seimbang. Tidak mungkin terjadi pengangguran secara suka rela (voluntarily unemployed), karena setiap orang akan bersedia bekerja dan menerima upah yang berlaku di pasar. Pengangguran hanya akan terjadi bila tenaga kerja sengaja mau menganggur, misalnya karena tidak mau menerima upah yang berlaku, atau karena ingin bersenang-senang. Jadi pengangguran yang tidak disengaja tidak mungkin akan terjadi (involuntarily unemployed). Kenapa orang mau menerima upah murah dan apakah mereka tidak khawatir dengan upah rendah pendapatan mereka juga menjadi rendah sehingga tidak cukup untuk keperluan konsumsi? Sama sekali tidak ,karena seperti yang diterangkan diatas semua harga adalah fleksibel, jadi bila upah turun karena supply tenaga kerja melimpah, maka harga barang dan jasa yang dibutuhkan juga ikut turun (murah) karena volume produksi ikut naik disebabkan naiknya jumlah pemakaian faktor produksi yang disebabkan oleh upah buruh yang murah.
·Pasar Uang
Menurut teori klasik supply uang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan ekonomi maupun politik, dengan demikian tidak dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi. Sementara permintaan terhadap uang ditentukan oleh kebutuhan kuantitas transaksi, tidak ada motive lain selain dari transaksi. Teori ini disebut juga teori kuantitas (quantity theory). Karena uang tidak menghasilkan bunga maka jumlah uang yang diminta ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan produsen dan uang semata-mata digunakan untuk mempermudah proses jual beli barang dan jasa atau untuk keperluan transaksi sehari-hari. Sedangkan volume transaksi menurut teori ini ditentukan oleh tingkat harga dan jumlah barang yang diminta. Dengan demikian jumlah uang diminta akan sebanding dengan tingkat harga dan jumlah barang yang diminta (atau sama dengan yang diproduksi, kenapa?). Semakin besar jumlah barang atau semakin mahal harga maka semakin besar pula jumlah uang yang diminta. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
Md = k PY
Rumus ini bararti bahwa jumlah permintaan uang ditentukan oleh output atau income (Y) dan harga barang (P) serta konstanta (k). Konstanta antara lain adalah kecepatan uang digunakan dalam transaksi, dimana k = 1/V (V adalah kecepatan uang digunakan atau turn over). Karena dalam jangka pendek income (output) dan konstanta adalah tidak berubah (tetap) maka jumlah permintaan uang akan ditentukan hanya oleh harga. Jadi permintaan uang (Md) sebanding dengan tingkat harga (P).
Penawaran uang (supply) akan ditentukan oleh kebijakan moneter yang ditempuh oleh pemerintah, namun mekanisme pasar akan menyebabkan jumlah uang yang ditawarkan akan sama dengan permintaan, yaitu:
Md = Ms = k PY
Implikasi Kebijakan
Kenapa kenaikan harga barang dan permintaan uang berkorelasi? Karena bila jumlah uang yang beredar bertambah maka permintaan barang akan naik juga. Konsumen atau rumah rangga yang memegang uang lebih banyak, yang berarti mempunyai income nominal lebih tinggi, akan terdorong untuk berbelanja lebih banyak. Dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak bertambah karena dibutuhkan waktu yang cukup untuk menyesuaikan kapasitas produksi dengan naiknya permintaan. Akibatnya adalah harga barang dan jasa akan naik. Dalam keadaan demikian yang terjadi adalah inflasi, yaitu naiknya harga-harga umum di pasar barang.Inilah alasannya kenapa pemerintah memberlakukan uang ketat yang dimaksudkan untuk menekan laju inflasi.
Kebijaksanaan fiskal dan moneter juga tidak ada pengaruhnya terhadap output dan employment. Peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya hanya akan menyebabkan crowding out, yaitu naiknya suku bunga dan selanjutnya investasi akan turun sebanding dengan dengan naiknya jumlah pengeluaran pemerintah. Kebijaksanaan moneter juga tidak berpengaruh terhadap output dan employment. Tetapi pemotongan pajak (tax cut) akan berpengaruh terhadap output.
·Pasar Luar Negeri
Hubungan ekonomi suatu negara dengan negara lain bisanya berupa perdagangan barang dan jasa (ekspor dan impor) dan aliran modal berupa investasi langsung maupun tidak langsung. Pada akhir-akhir ini dapat juga berbentuk aliran orang karena adanya permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar luar negeri. Dalam perdagangan bisa terjadi surplus, export lebih besar dari import, sehingga negara mempunyai kelebihan devisa. Tetapi bisa juga terjadi defisit, import lebih besar dari export sehingga devisa negara berkurang dan mempengaruhi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Defisit perdagangan dan pembayaran memang tidak bagus bagi perekonomian karena akan mengurangi kemampuan negara untuk mengimport dan mengurangi kepercayaan negara lain.
Menurut teori klasik negara tidak perlu repot untuk menyeimbangkan masalah neraca perdagangan maupun neraca pembayaran dengan melakukan kebijakan-kebijakan khusus karena semua ketidak seimbangan tersebut secara otomatis akan terkoreksi sendiri sehingga keadaan kembali ke titik equilibrium. Misalnya defisit perdagangan tidak akan terjadi terus menerus karena akan mengakibatkan nilai mata uang Rupiah rendah sehingga barang import menjadi mahal dan import akan terhenti dengan sendirinya secara otomatis. Dengan mahalnya barang luar negeri maka barang produksi dalam negeri akan murah sehingga export naik.
Teori Keynesian
John Maynard Keynes, adalah pencetus Keynesianisme.
Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali , maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Sedangkan tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Jadi disimpan dan akan digunakan di masa yang akan datang.
Pendapatan merupakan faktor utama yang terpenting untuk menentukan konsumsi dan tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu akan membelanjakan sebagian besar bahkan seluruh pendapatannya untuk keperluan hidupnya. Individu yang berpendapatan tinggi akan melakukan tabungan lebih besar daripada individu yang berpendapatan rendah. Tabungan dapat dilakukan oleh seorang pedagang dengan membeli barang dagangan dengan maksud untuk mengkonsumsi lebih besar pada waktu yang akan datang.
Motif dan fungsi konsumsi
Motif Konsumsi
Dalam ilmu ekonomi, pengertian konsumsi tidak hanya terbatas pada persoalan makan dan minum, tetapi menyangkut semua kebutuhan hidup dimasyarakat, baik itu kebutuhan jasmani maupun rohani.
.
a. Ciri Barang Konsumsi
Untuk memahami pengertian barang konsumsi dapat kita ikuti beberapa uraian berikut.
1. Barang yang dikonsumsi adalah barang yang dihasilkan oleh manusia penggunaan tanah, udara, dan sinar matahari, dan lain-lain pemberian alam tidak termasuk dalam pengertian konsumsi.
2. Barang yang dikonsumsi ditujukan langsung utuk memenuhi kebutuhan hidup. Penggunaan cangkul, gergaji, mesin, bangunan kantor, dan barang modal lainnya pada hakikatnya ditujukan untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga tidak dapat dimasukkan dalam pengertian konsumsi.
3. Barang yang dikonsumsi akan habis atau mengalami penyusutan sedikit demi sedikit sehingga akhirnya tidak dapat digunakan lagi.
Dari pengertian barang konsumsi diatas, maka barang-barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup disebut barang konsumsi. Barang semacam itu dapat dibedakan menjadi dua macam.
1. Barang yang dapat dipakai sekali saja, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan.
2. Barang yang dapat dipakai beberapa kali, seperti pakaian, perabot rumah, dan kenderaan.
            Barang-barang semacam itu mengalami penyusutan secara berangsur atau kegunaanya makin berkurang sehingga akhirnya tidak dapat dipakai lagi.
b. Tujuan Kegiatan Konsumsi
Tujuan kegiatan konsumsi adalah memenuhi kebutuhan hidup secara langsung. Hal itu berarti, bahwa penggunaan barang diluar tujuan tersebut tidak dapat dimasukkan sebagai kegiatan konsumsi. Misalnya suatu kendaraan dapat digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup pemiliknya atau disewakan kepada orang lain.
Apabila digunakan sendiri oleh pemiliknya, kenderaanitu merupakan barang konsumsi. Akan tetapi, kalau disewakan kenderaan itu bukan merupakan barang konsumsi.
Kasus seperti kenderaan diatas dapat terjadi pada rumah, perabot, alat pesta, atau barang lain yang disewakan dan hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam hal demikian, barang-barang tersebut merupakan sarana produksi atau barang modal.
c. Perilaku konsumen dalam konsumsi.
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain, perilaku pada umumnya dimotivasi oleh suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertetu. Motivasi orang-orang trgantung pada kekuatan-kekuatan motif-motif mereka. Pada dasarnya, motif-motif atau kebutuhan-kebutuhan merupakan alasan-alasan yang melandasi perilaku.
Kebutuhan ataupun keinginan setiap orang sangat banyak. Apabila dihitung tidak akan habis-habisnya. Oleh karena itu, dalam hidup individu selalu dihadapkan dengan berbagai alternatif pilihan dan harus selalu melakukan pilihan sehubungan dengan sumber daya yang tersedia terbatas.
Konsep pilihan merupakan perilaku konsumen yang mendasar. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa pada umumnya konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan yang maksimal dari pemakaian benda. Kepuasan atau utilitas adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seorang atau ukuran kepuasan yang diterima dari pengguna barang atau jasa.
Karena berkaitan dengan ukuran kepuasan dari penggunaan barang dan jasa, utilitas sering disebut sebagai nilai guna. Setiap konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, namun setiap orang akan berusaha mencapai kepuasan maksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.
Fungsi konsumsi
Dalam kebanyakan konsumsi pemerintah dibedakan dua macam pengeluaran konsumsi, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dalam literature ekonomi pada umumnya diberi simbol (C) sebagai singkatan dari Consumption expenditure. Dan pengeluaran konsumsi pemerintah (G) yang berarti government expenditure. Dalam bentuk yang umum, fungsi konsumsi yang berbentuk garis lurus mempunyai persamaan
Hasrat konsumsi
Hasrat Mengonsumsi (Marginal Propensity to Consume/ MPC)
Marginal Propencity to Consumme adalah angka perbandingan besarnya konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi. Jika diubah dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut.
 Keterangan:
             C  =  Tambahan konsumsi
             Y  =  Tambahan pendapatan
Besarnya MPC tergantung pada tingkat pendapatan. Jika gajinya 250 juta rupiah (seperti direksi BI), maka bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pasti tidak sampai setengah dari pendapatannya. MPC mempunyai tanda positif, hal itu berarti bahwa bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan bertambahnya konsumsi.
Angka MPC lebih kecil daripada satu, menunjukkan bahwa tambahan pendapatan diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian dari tambahan pendapatan yang mereka peroleh mereka sisihkan sebagai saving (S). Angka MPC lebih besar daripada setengah menunjukkan bahwa penggunaan tambahan pendapatan sebagian besar digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu yang jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan untuk saving (S).
Besar kecilnya Konsumsi (C) dipengaruhi oleh:
1) Faktor internal, yaitu:
            a) komposisi rumah tangga (jumlah dan usia),
            b) selera,
            c) kebiasaan, dan
            d) besarnya pendapatan.
2) Faktor eksternal, yaitu:
            a) lingkungan tempat tinggal,
            b) kebijakan pemerintah,
            c) harga barang,
            d) budaya masyarakat, dan
            e) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kurva Konsumsi
-
Kurva konsumsi menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga (i) dengan tingkat
pendapatan (Y), dengan keseimbangan pada pasar barang.
Perpindahan dari point 1 ke 2, tingkat bunga turun dari i1 ke i2.
Dan tingkat pendapatan naik dari Y1 ke Y2. Jika tingkat bunga turun, maka Investasi akan naik, permintaan terhadap barang dan jasa naik, dan akhirnya pendapatan juga naik.
Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (pendapatan disposable) perekonomian
tersebut.Jadi,baik dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).
Persamaan antara hubungan itu adalah :
Fungsi Konsu
msi  :  C = a + bY
Fungsi Tabungan   : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y).
Hasrat Menabung
Hasrat menabung adalah  kecenderungan  untuk menyimpan uang untuk mengacu pada peningkatan tabungan  yang dihasilkan dari peningkatan pendapatan yaitu, kecenderungan untuk menyimpan dapat didefinisikan sebagai proporsi dari setiap uang tambahan pendapatan  rumah tangga yang digunakan untuk disimpan.
Kurva Menabung
 Kurva menabung berikut ini menunjukan fungsi tabungan,Yaitu
                                                            S=a+(1-b)Y                                   
Dimana S= singkat tabungan, a= konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan, b= kecondongan konsumsi marginal, dan Y= tingkat pendapatan nasional.
Daftar Pustaka
2.)    TeoriKlasik :[online] :http://ekonomikamakro.blogspot.com/2009/03/teori-ekonomi-makro-klasik.html,diaskes tanggal 17 maret 2013
3.)    Teori keynesian  : [online] :  http://id.wikipedia.org/wiki/Keynesianisme ,diaskes tanggal 17 maret 2013
6.)    Hasrat konsumsi : [online] : http://picatto.blogspot.com/2012/09/fungsi-konsumsi.html,diaskes tanggal 17 maret 2013
7.)    Kurva konsumsi :[online] : http://www.ask.com/pictures?imgc=both&imgs=1p&l=dis&o=13047&q=kurva%20konsumsi,diaskes tanggal 17 maret 2013
8.)     Motif dan fungsi tabungan : [online] : http://en.wikipedia.org/wiki/Marginal_propensity_to_save,diaskes tanggal 17 maret 2013
9.)    Hasrat menabung : [online] : http://en.wikipedia.org/wiki/Marginal_propensity_to_save,diaskes tanggal 17 maret 2013
10.) Kurva menabung : [online] : http://en.wikipedia.org/wiki/Marginal_propensity_to_save,diaskes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar