TUGAS
EKONOMIKA 2
BERBAGAI PENGERTIAN DALAM EKONOMI MAKRO
Nama
Kelompok:
1.)
Diana Andriani (58212128)
2.)
Dita Mulyasari (52212223)
3.)
Fani Mardila (52212747)
4.)
Kiki Febriana (54212103)
5.) Ovita Risqi N (55212616)
6.)
Tustiya Rahmah (57212497)
7.)
Vira Arifia (57212604)
Kelompok 6
Kelas : 1DF01
Dosen : Ririn
Yulianti
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2012-2013
Penawaran Dan Permintaan Agregat
1. Penawaran Agregat (AS).
Penawaran agregat (AS) adalah jumlah
output yang akan diproduksi dan dijual oleh kalangan bisnis pada harga yang
berlaku, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-biaya
tertentu.Perusahaan-perusahaan berkeinginan berproduksi pada tingkat output
potensial. Namun, pada tingkat harga pengeluaran rendah, produsen akan
menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih kecil dari tingkat output
potensial. Sebaliknya, pada tingkat harga dan pengeluaran tinggi, produsen akan
menghasilkan barang dan jasa lebih besar dari output potensialnya untuk sementara.Penawaran
agregat ditentukan oleh jumlah input atau faktor produksi, yaitu tenaga kerja,
modal, sumber daya alam dan teknologi.
2. Permintaan Agregat (AD).
Permintaan agregat(AD) adalah jumlah
barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen rumah tangga, perusahaan dan
pemerintah, pada tingkat harga tertentu, jumlah pendapatan tertentu, serta
variabel-variabel tertentu lainnya.Unsur-unsur yang mendorong permintaan
agregat antara lain: tingkat harga, jumlah pendapatan masyarakat, perkiraan
situasi yang akan datang, sistem perpajakan, jumlah pengeluaran pemerintah dan
sebagainya.
Teori Klasik atau Dasar
Filsafat Kaum Klasik
·Teori klasik menganggap
sistem ekonomi liberal sangat ampuh.
·Ideologi dalam teori
klasik sangat percaya pada sistem laissez faire atau sistem dimana
setiap orang benar-benar bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi apapun (sebatas
sesuai hukum yang berlaku) dan dapat mencapai kesejahteraan masyarakat secara
automatis.
·Sistem bebas menganggap
perlunya sesedikit mungkin peran/campur tangan pemerintah.
·Tanpa campur tangan
pemerintah, kaum klasik dapat mencapai: 1) tingkat kegiatan ekonomi yang
optimal (full employment level of activity), 2) pengalokasian sumber daya alam
dan produksi kedalam kegiatan ekonomi yang efisien.
·Campur tangan yang boleh
dilakukan pemerintah adalah di bidang: hukum, pertahanan, dan pendidikan. Di
bidang ekonomi makro tidak perlu campur tangan pemerintah, karena apabila
ditangani oleh swasta lebih efisien.
Dalam ekonomi Klasik
memiliki pemahaman–pemahaman tersendiri mengenai bentuk–bentuk pasar mulai dari Pasar Barang, Pasar
Tenaga Kerja, Pasar
Uang, dan Pasar
Luar Negeri.
·Pasar Barang
Seperti dinyatakan di muka, di
pasar barang bertemu penawaran agregat dengan permintaan agregat Menurut kaum
Klasik di pasar barang tidak mungkin akan kekurangan produksi atau kelebihan
produksi dalam jangka waktu lama, sehingga selalu terjadi pasar bersih (
clearing market) atau pasar dalam kondisi ekuilibrium. Jika pada suatu
waktu terjadi kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan
secara otomatis mendorong kembali perekonomian tersebut pada kondisi di mana
tingkat produksi total masyarakat ( penawaran agregat) akan memenuhi permintaan
total masyarakat secara tepat (full employment level of
activity). Pendapat ini dilandasi adanya kepercayaan di kalangan kaum
Klasik bahwa di dunia nyata ini :
1. Berlaku
hukum Say ( Say’s Law) yang mengatakan bahwa “ setiap barang
yang diproduksikan selalu ada yang membutuhkannya” ( “ supply creates
its own demand”).
2. Harga-harga
dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa adalah fleksibel, yaitu bisa
dengan mudah berubah ( naik atau turun) sesuai dengan daya tarik-menarik antara
permintaan dan penawaran.
Logika hukum Say tersebut adalah
sebagai berikut : Setiap proses produksi barang-barang atau jasa-jasa mempunyai
dua akibat : (1) menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa sebagai hasil
produksi, dan (2 ) memberikan penghasilan kepada pemilik faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam proses produksi tersebut, yang jumlahnya senilai dengan
nilai hasil produksi tersebut. Dengan demikian di dalam masyarakat selalu
terdapat cukup penghasilan ( berarti daya beli , juga permintaan) untuk
dibelanjakan pada hasil-hasil produksi. Kekurangan produksi akan suatu barang
tertentu masih bisa terjadi, tetapi secara agregat ( total /keseluruhan)
permintaan masyarakat akan hasil-hasil produksi selalu ada. Ini berarti bahwa
secara umum tidak mungkin akan terjadi kelebihan produksi di dalam masyarakat.
Apabila seandainya pada suatu waktu barang tertentu yang telah diproduksi tidak
bisa terjual ( kelebihan produksi) maka melalui mekanisme harga ( harga
bersifat fleksibel) harga barang tersebut akan turun, selanjutnya akan
mengakibatkan barang tersebut lebih banyak diminta oleh konsumen ( sesuai hukum
permintaan) sampai kelebihan barang tersebut habis terjual. Pada akhirnya
perekonomian akan kembali pada posisi kseimbangan ( full employment).
Demikian pula sebaliknya jika terjadi kekurangan produksi, melalui mekanisme
harga, harga barang akan naik, selanjutnya harga naik akan mengakibatkan
produksi meningkat sampai terpenuhinya permintaan, sehingga terjadi
keseimbangan. Suatu perekonomian di luar posisi keseimbangan ini selalu hanya
dalam keadaan sementara saja.
Ditinjau dari segi kebijakan ekonomi,
berarti bahwa pemerintah tidak perlu melakukan campur tangan atau intervensi
apapun. Kalau terjadi resesi atau depresi (GDP menurun dan terjadi
pengangguran) kita cukup menunggu saja sampai perekonomian tersebut melakukan
proses penyesuaian, dan keadaan keseimbangan pasti akan kembali terjadi. Dalam
hal ini pemerintah bisa mempercepat proses penyesuaian dengan cara membuat
sedemikian rupa sehingga harga-harga dapat turun- naik dengan fleksibel. Secara
grafis posisi keseimbangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ( Gb.2.1)
Apabila terjadi excess supply, produsen akan menawarkan produknya
dengan harga yang lebih murah agar produknya dapat terjual. Produsen akan
menurunkan harga jualnya sampai pada harga keseimbangan. Demikian pula
sebaliknya, jika terjadi excess demand, konsumen berani membeli
produk dengan harga yang lebih tinggi.Mereka berani terus meningkatkan harga
belinya sampai kebutuhannya terpenuhi, yaitu pada saat harga keseimbangan
tercapai.
·Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja tidak berbeda
dengan pasar barang dan jasa. Bila harga (upah) dari tenaga kerja fleksibel
maka permintaan dan penawaran tenaga kerja akan selalu seimbang. Tidak mungkin
terjadi pengangguran secara suka rela (voluntarily unemployed), karena setiap
orang akan bersedia bekerja dan menerima upah yang berlaku di pasar.
Pengangguran hanya akan terjadi bila tenaga kerja sengaja mau menganggur,
misalnya karena tidak mau menerima upah yang berlaku, atau karena ingin
bersenang-senang. Jadi pengangguran yang tidak disengaja tidak mungkin akan
terjadi (involuntarily unemployed). Kenapa orang mau menerima upah murah dan
apakah mereka tidak khawatir dengan upah rendah pendapatan mereka juga menjadi
rendah sehingga tidak cukup untuk keperluan konsumsi? Sama sekali tidak ,karena
seperti yang diterangkan diatas semua harga adalah fleksibel, jadi bila upah
turun karena supply tenaga kerja melimpah, maka harga barang dan jasa yang
dibutuhkan juga ikut turun (murah) karena volume produksi ikut naik disebabkan
naiknya jumlah pemakaian faktor produksi yang disebabkan oleh upah buruh yang
murah.
·Pasar Uang
Menurut teori klasik supply uang
ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pertimbangan ekonomi maupun politik,
dengan demikian tidak dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi. Sementara permintaan
terhadap uang ditentukan oleh kebutuhan kuantitas transaksi, tidak ada motive
lain selain dari transaksi. Teori ini disebut juga teori kuantitas (quantity
theory). Karena uang tidak menghasilkan bunga maka jumlah uang yang diminta
ditentukan oleh kebutuhan transaksi konsumen dan produsen dan uang semata-mata
digunakan untuk mempermudah proses jual beli barang dan jasa atau untuk
keperluan transaksi sehari-hari. Sedangkan volume transaksi menurut teori ini
ditentukan oleh tingkat harga dan jumlah barang yang diminta. Dengan demikian
jumlah uang diminta akan sebanding dengan tingkat harga dan jumlah barang yang
diminta (atau sama dengan yang diproduksi, kenapa?). Semakin besar jumlah
barang atau semakin mahal harga maka semakin besar pula jumlah uang yang
diminta. Dalam bentuk persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
Md
= k PY
Rumus ini bararti bahwa jumlah permintaan uang
ditentukan oleh output atau income (Y) dan harga barang (P) serta konstanta
(k). Konstanta antara lain adalah kecepatan uang digunakan dalam transaksi,
dimana k = 1/V (V adalah kecepatan uang digunakan atau turn over). Karena dalam
jangka pendek income (output) dan konstanta adalah tidak berubah (tetap) maka
jumlah permintaan uang akan ditentukan hanya oleh harga. Jadi permintaan uang
(Md) sebanding dengan tingkat harga (P).
Penawaran uang (supply) akan
ditentukan oleh kebijakan moneter yang ditempuh oleh pemerintah, namun
mekanisme pasar akan menyebabkan jumlah uang yang ditawarkan akan sama dengan
permintaan, yaitu:
Md
= Ms = k PY
Implikasi Kebijakan
Kenapa kenaikan harga barang dan
permintaan uang berkorelasi? Karena bila jumlah uang yang beredar bertambah
maka permintaan barang akan naik juga. Konsumen atau rumah rangga yang memegang
uang lebih banyak, yang berarti mempunyai income nominal lebih tinggi, akan
terdorong untuk berbelanja lebih banyak. Dalam jangka pendek kapasitas produksi
tidak bertambah karena dibutuhkan waktu yang cukup untuk menyesuaikan kapasitas
produksi dengan naiknya permintaan. Akibatnya adalah harga barang dan jasa akan
naik. Dalam keadaan demikian yang terjadi adalah inflasi, yaitu naiknya
harga-harga umum di pasar barang.Inilah alasannya kenapa pemerintah
memberlakukan uang ketat yang dimaksudkan untuk menekan laju inflasi.
Kebijaksanaan fiskal dan moneter
juga tidak ada pengaruhnya terhadap output dan employment. Peningkatan
pengeluaran pemerintah misalnya hanya akan menyebabkan crowding out, yaitu
naiknya suku bunga dan selanjutnya investasi akan turun sebanding dengan dengan
naiknya jumlah pengeluaran pemerintah. Kebijaksanaan moneter juga tidak
berpengaruh terhadap output dan employment. Tetapi pemotongan pajak (tax cut)
akan berpengaruh terhadap output.
·Pasar Luar Negeri
Hubungan ekonomi suatu negara
dengan negara lain bisanya berupa perdagangan barang dan jasa (ekspor dan
impor) dan aliran modal berupa investasi langsung maupun tidak langsung. Pada
akhir-akhir ini dapat juga berbentuk aliran orang karena adanya permintaan dan
penawaran tenaga kerja di pasar luar negeri. Dalam perdagangan bisa terjadi
surplus, export lebih besar dari import, sehingga negara mempunyai kelebihan
devisa. Tetapi bisa juga terjadi defisit, import lebih besar dari export
sehingga devisa negara berkurang dan mempengaruhi neraca perdagangan dan neraca
pembayaran. Defisit perdagangan dan pembayaran memang tidak bagus bagi
perekonomian karena akan mengurangi kemampuan negara untuk mengimport dan
mengurangi kepercayaan negara lain.
Menurut teori klasik negara tidak
perlu repot untuk menyeimbangkan masalah neraca perdagangan maupun neraca
pembayaran dengan melakukan kebijakan-kebijakan khusus karena semua ketidak
seimbangan tersebut secara otomatis akan terkoreksi sendiri sehingga keadaan
kembali ke titik equilibrium. Misalnya defisit perdagangan tidak akan terjadi
terus menerus karena akan mengakibatkan nilai mata uang Rupiah rendah sehingga
barang import menjadi mahal dan import akan terhenti dengan sendirinya secara
otomatis. Dengan mahalnya barang luar negeri maka barang produksi dalam negeri
akan murah sehingga export naik.
Teori Keynesian
John
Maynard Keynes, adalah pencetus Keynesianisme.
Keynesianisme, atau ekonomi
ala Keynes atau Teori Keynes, adalah suatu teori ekonomi yang
didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana
baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynesianisme
menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire,
suatu teori ekonomi yang berdasarkan pada keyakinan bahwa pasar dan sektor
swasta dapat berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro
dapat memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro.
Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh
pengembangan output
potensial, Keynes menekankan pentingnya permintaan
agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada
level makro, untuk mengurangi pengangguran. Jika
pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan
juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan
kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada
kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke
kondisi full
employment (lapangan kerja penuh). Kesimpulan
ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi
supply-side yang menganjurkan untuk tidak
menambah peredaran uang di masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.
Konsumsi dan
Tabungan
Konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali ,
maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu
rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja, oleh karena itu produsen
yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua
yang menjadi hak-hak konsumen.
Sedangkan
tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Jadi disimpan
dan akan digunakan di masa yang akan datang.
Pendapatan merupakan faktor utama yang terpenting untuk menentukan konsumsi dan tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu akan membelanjakan sebagian besar bahkan seluruh pendapatannya untuk keperluan hidupnya. Individu yang berpendapatan tinggi akan melakukan tabungan lebih besar daripada individu yang berpendapatan rendah. Tabungan dapat dilakukan oleh seorang pedagang dengan membeli barang dagangan dengan maksud untuk mengkonsumsi lebih besar pada waktu yang akan datang.
Pendapatan merupakan faktor utama yang terpenting untuk menentukan konsumsi dan tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu akan membelanjakan sebagian besar bahkan seluruh pendapatannya untuk keperluan hidupnya. Individu yang berpendapatan tinggi akan melakukan tabungan lebih besar daripada individu yang berpendapatan rendah. Tabungan dapat dilakukan oleh seorang pedagang dengan membeli barang dagangan dengan maksud untuk mengkonsumsi lebih besar pada waktu yang akan datang.
Motif
dan fungsi konsumsi
Motif Konsumsi
Dalam ilmu ekonomi, pengertian konsumsi tidak hanya terbatas
pada persoalan makan dan minum, tetapi menyangkut semua kebutuhan hidup dimasyarakat, baik itu kebutuhan
jasmani maupun rohani.
.
a. Ciri Barang Konsumsi
Untuk memahami pengertian barang konsumsi dapat kita ikuti beberapa uraian
berikut.
1. Barang yang
dikonsumsi adalah barang yang dihasilkan oleh manusia penggunaan tanah, udara,
dan sinar matahari, dan lain-lain pemberian alam tidak termasuk dalam
pengertian konsumsi.
2. Barang yang
dikonsumsi ditujukan langsung utuk memenuhi kebutuhan hidup. Penggunaan
cangkul, gergaji, mesin, bangunan kantor, dan barang modal lainnya pada
hakikatnya ditujukan untuk menghasilkan barang dan jasa sehingga tidak dapat
dimasukkan dalam pengertian konsumsi.
3. Barang yang
dikonsumsi akan habis atau mengalami penyusutan sedikit demi sedikit sehingga
akhirnya tidak dapat digunakan lagi.
Dari pengertian barang konsumsi diatas, maka barang-barang yang dapat
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup disebut barang konsumsi.
Barang semacam itu dapat dibedakan menjadi dua macam.
1. Barang yang dapat dipakai sekali saja, seperti
makanan, minuman, dan obat-obatan.
2. Barang yang dapat
dipakai beberapa kali, seperti pakaian, perabot rumah, dan kenderaan.
Barang-barang semacam itu mengalami penyusutan secara
berangsur atau kegunaanya makin berkurang sehingga akhirnya tidak dapat dipakai
lagi.
b. Tujuan Kegiatan Konsumsi
Tujuan kegiatan konsumsi adalah memenuhi kebutuhan hidup secara langsung.
Hal itu berarti, bahwa penggunaan barang diluar tujuan tersebut tidak dapat
dimasukkan sebagai kegiatan konsumsi. Misalnya suatu kendaraan dapat digunakan
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup pemiliknya atau disewakan kepada
orang lain.
Apabila digunakan sendiri oleh pemiliknya, kenderaanitu merupakan barang
konsumsi. Akan tetapi, kalau disewakan kenderaan itu bukan merupakan barang
konsumsi.
Kasus seperti kenderaan
diatas dapat terjadi pada rumah, perabot, alat pesta, atau barang lain yang
disewakan dan hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam hal demikian, barang-barang tersebut merupakan sarana produksi atau
barang modal.
c. Perilaku konsumen dalam konsumsi.
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain, perilaku
pada umumnya dimotivasi oleh suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertetu.
Motivasi orang-orang trgantung pada kekuatan-kekuatan motif-motif mereka. Pada
dasarnya, motif-motif atau kebutuhan-kebutuhan merupakan alasan-alasan yang
melandasi perilaku.
Kebutuhan ataupun
keinginan setiap orang sangat banyak. Apabila dihitung tidak akan
habis-habisnya. Oleh karena itu, dalam hidup individu selalu dihadapkan dengan
berbagai alternatif pilihan dan harus selalu melakukan pilihan sehubungan
dengan sumber daya yang tersedia terbatas.
Konsep pilihan merupakan perilaku konsumen yang mendasar. Konsep dasar
perilaku konsumen menyatakan bahwa pada umumnya konsumen selalu berusaha untuk
mencapai kepuasan yang maksimal dari pemakaian benda. Kepuasan atau utilitas
adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan
seorang atau ukuran kepuasan yang diterima dari pengguna barang atau jasa.
Karena berkaitan dengan ukuran kepuasan dari penggunaan barang dan jasa,
utilitas sering disebut sebagai nilai guna. Setiap konsumen mempunyai tingkat
kepuasan yang berbeda-beda, namun setiap orang akan berusaha mencapai kepuasan
maksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.
Fungsi
konsumsi
Dalam kebanyakan
konsumsi pemerintah dibedakan dua macam pengeluaran konsumsi, yaitu pengeluaran
konsumsi rumah tangga yang dalam literature ekonomi pada umumnya diberi simbol
(C) sebagai singkatan dari Consumption
expenditure. Dan pengeluaran konsumsi pemerintah (G) yang berarti government expenditure. Dalam
bentuk yang umum, fungsi konsumsi yang berbentuk garis lurus mempunyai
persamaan
Hasrat konsumsi
Hasrat Mengonsumsi (Marginal Propensity to Consume/ MPC)
Marginal Propencity to Consumme adalah
angka perbandingan besarnya konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan
nasional yang mengakibatkan adanya perubahan konsumsi. Jika diubah dalam bentuk
persamaan adalah sebagai berikut.
Keterangan:
C = Tambahan
konsumsi
Y = Tambahan
pendapatan
Besarnya MPC tergantung pada tingkat pendapatan. Jika gajinya
250 juta rupiah (seperti direksi BI), maka bagian pendapatan yang digunakan
untuk konsumsi pasti tidak sampai setengah dari pendapatannya. MPC mempunyai
tanda positif, hal itu berarti bahwa bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan
bertambahnya konsumsi.
Angka MPC lebih kecil daripada satu, menunjukkan bahwa
tambahan pendapatan diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk
konsumsi, melainkan sebagian dari tambahan pendapatan yang mereka peroleh
mereka sisihkan sebagai saving (S). Angka MPC lebih besar
daripada setengah menunjukkan bahwa penggunaan tambahan pendapatan sebagian
besar digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu yang
jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan untuk saving (S).
Besar kecilnya Konsumsi (C) dipengaruhi oleh:
1) Faktor internal, yaitu:
a) komposisi rumah tangga
(jumlah dan usia),
b) selera,
c) kebiasaan, dan
d) besarnya pendapatan.
2) Faktor eksternal, yaitu:
a) lingkungan tempat
tinggal,
b) kebijakan pemerintah,
c) harga barang,
d) budaya masyarakat, dan
e) perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kurva Konsumsi
-
Kurva konsumsi menunjukkan
kombinasi antara tingkat bunga (i) dengan tingkat
pendapatan (Y), dengan keseimbangan pada pasar barang.
Perpindahan dari
point 1 ke 2, tingkat bunga turun dari i1 ke i2.
Dan tingkat
pendapatan naik dari Y1 ke Y2. Jika tingkat bunga
turun, maka Investasi akan naik, permintaan terhadap barang dan jasa naik, dan akhirnya
pendapatan juga naik.
Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan
nasional (pendapatan disposable) perekonomian
tersebut.Jadi,baik dalam hukum psikologi
konsumsi dari Keynes dikemukakan,Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan
pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).
Persamaan antara hubungan itu adalah :
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Fungsi Konsumsi : C = a + bY
Fungsi Tabungan : S = -a + (1-b)Y
dimana :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Fungsi tabungan yaitu fungsi yang
menunjukkan hubungan antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y).
Hasrat Menabung
Hasrat menabung adalah kecenderungan
untuk menyimpan uang untuk mengacu pada peningkatan tabungan yang dihasilkan dari peningkatan pendapatan
yaitu, kecenderungan untuk menyimpan dapat didefinisikan sebagai proporsi dari
setiap uang tambahan pendapatan rumah
tangga yang digunakan untuk disimpan.
Kurva Menabung
Kurva menabung
berikut ini menunjukan fungsi tabungan,Yaitu
S=a+(1-b)Y
Dimana S=
singkat tabungan, a= konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat
pendapatan, b= kecondongan konsumsi marginal, dan Y= tingkat pendapatan
nasional.
Daftar
Pustaka
1.)
Agregat
: [online] : http://agsicentre.wordpress.com/2012/07/12/penawaran-dan-permintaan-agregat/,diaskes tanggal 17 maret 2013
2.)
TeoriKlasik
:[online] :http://ekonomikamakro.blogspot.com/2009/03/teori-ekonomi-makro-klasik.html,diaskes tanggal 17 maret 2013
3.)
Teori
keynesian : [online] : http://id.wikipedia.org/wiki/Keynesianisme ,diaskes tanggal 17 maret 2013
4.)
Konsumsi dan
tabungan : [online] : http://id.wikipedia.org/wiki/Konsumsi //http://id.shvoong.com/business-management/investing/2077041-pengertian-tabungan/#ixzz2ORCAoH6T,diaskes tanggal 17 maret
2013
5.)
Motif
dan fungsi konsumsi : [online] : http://belajarandsekolah.blogspot.com/2012/06/pengertian-konsumsi-pada-kehidupan.html#ixzz2FPgLpZir // http://picatto.blogspot.com/2012/09/fungsi-konsumsi.html,diaskes tanggal 17 maret 2013
6.)
Hasrat
konsumsi : [online] : http://picatto.blogspot.com/2012/09/fungsi-konsumsi.html,diaskes tanggal 17 maret 2013
7.)
Kurva
konsumsi :[online] : http://www.ask.com/pictures?imgc=both&imgs=1p&l=dis&o=13047&q=kurva%20konsumsi,diaskes tanggal 17 maret 2013
8.)
Motif dan fungsi tabungan : [online] : http://en.wikipedia.org/wiki/Marginal_propensity_to_save,diaskes
tanggal
17 maret 2013
9.)
Hasrat menabung : [online] : http://en.wikipedia.org/wiki/Marginal_propensity_to_save,diaskes
tanggal
17 maret 2013
10.) Kurva
menabung : [online] : http://en.wikipedia.org/wiki/Marginal_propensity_to_save,diaskes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar